Analisis Kesalahan Penggunaan Kata pada Spanduk,
Baliho dan Papan Nama
1.
Kesalahan
:
Penulisan
spanduk diatas “KNALPOT BOBOKAN AJE DI ENGGO MELANGGAR ATURAN GEHHH…” itu menggunakan bahasa daerah
jawa serang , dan kata gehhh… merupakan kata yang tidak baku.
Pembenaran :
Seharusnya
spanduk diatas menggunakan bahasa Indonesia saja, misalnya “KNALPOT YANG TIDAK STANDAR JANGAN DIPAKAI, KARENA MELANGGAR ATURAN”. Agar dapat
dipahami oleh pembaca.
2.
Kesalahan
:
Penulisan
spanduk diatas “ SING NGEBONCENG SARENG SING DIBONCENG SAMI-SAMI KEDAH NGANGGE
HELM SNI”. Penulisannya menggunakan bahasa Jawa Serang.
Pembenaran :
Seharusnya
penulisan spanduk diatas menggunakan bahasa Indonesia saja, yaitu “YANG MEMBONCENG DENGAN YANG DIBONCENG
SAMA-SAMA HARUS MENGGUNAKAN HELM SNI” agar dapet di mengerti oleh pembaca.
3. Kesalahan
:
Penulisan
diatas kata “TAR1F” itu menggunakan bahasa alay karena huruf I diganti dengan
angka 1, dan kata sinyal dengan sisipan gambar sinyal tidak sesuai EYD.
Pembenaran :
Seharusnya
penulisan kata “TAR1F” yang benar yaitu “TARIF” kemudian kata sinyal dengan
sisipan gambar sinyal, seharusnya yang benar yaitu “SINYAL” sesuai dengan
penulisan EYD yang benar.
4.
Kesalahan
:
Penulisan
kata “Waroeng” itu tidak menggunakan bahasa baku yang benar.
Pembenaran :
Seharusnya
kata “Waroeng” yang benar yaitu “Warung” sesuai dengan penulisan bahasa baku.
5.
Kesalahan
:
Penulisan
spanduk diatas tidak sesuai EYD, terdapat kesalahan penggunaan besar kecilnya
huruf, kemudian tidak ada spasi setiap kata, dan tidak menggunakan tanda baca.
Pembenaran :
Seharusnya
penulisan spanduk diatas yang benar yaitu “Es Kelapa Muda, Kelapa Alpukat, Kelapa Jeruk, Es Campur dan
Es Jeruk”.
6.
Kesalahan
:
Penulisan
Apotik diatas salah, penulisan tidak sesuai dengan bahasa baku.
Pembenaran :
Seharusnya
penulisan “Apotik” yang benar yaitu “Apotek” walaupun dibaca nya tetap apotik.
7.
Kesalahan
:
Penulisan
pada Bad cover, pada kata bad itu dalam bahasa inggris artinya buruk. Salah
penulisan satu huruf akan berbeda maknanya. Penulisan menggunakan bahasa
campuran, bahasa inggris dan bahasa Indonesia.
Pembenaran :
Kata
“Bad Cover” seharusnya “Bed Cover” yang artinya penutup tempat tidur. Dan sebaiknya
penulisan tidak menggunakan bahasa campuran, ada bahasa inggris dan bahasa
Indonesia. Seharusnya penulisan menggunakan bahasa Indonesia sepenuhnya,
begitupun sebaliknya kalau menggunakan bahasa inggris, sepenuhnya menggunakan
bahasa inggris.
8.
Kesalahan
:
Penulisan
spanduk iklan diatas terdapat kesalahan
pada kata DI JUAL. Ada dua macam “di” dalam kalimat. “di” yang pertama
menunjukkan tempat, yang harus dituliskan terpisah dari kata yang menunjukkan
tempat. “di” yang kedua merupakan sebuah awalan untuk sebuah kata kerja pasif,
yang harus digabungkan pada kata yang diawalinya.
Pembenaran :
Jadi
seharusnya kata depan “di” yang ada di gambar itu harus digabung menjadi
“Dijual” karena kata “jual” merupakan kata kerja. Bilamana digabungkan dengan kata
depan “di” maka kata “jual” itu menjadi
kata kerja pasif.
9.
Kesalahan
:
Kesalahan
spanduk diatas pada penulisan kata “BASO” yang merupakan bahasa tidak baku.
Pembenaran :
Seharusnya
penulisan spanduk diatas kata “BASO” diganti menjadi “BAKSO”. Sesuai dengan
penulisan bahasa baku yang benar.
10.
Kesalahan
:
Penulisan
ES PISANG IJO, terdapat kesalahan pada kata “IJO”. IJO merupakan bahasa yang
tidak baku.
Pembenaran :
Penulisan
kata IJO yang benar yaitu HIJAU, jadi seharusnya penulisan diatas diganti
menjadi “ES PISANG HIJAU” sesuai dengan bahasa baku.
KESIMPULAN
Spanduk/Baliho/Plang
papan nama merupakan sarana efektif komunikasi. Oleh karena itu, pada setiap
tempat yang dianggap strategis, spanduk selalu ada. Banyak sekali ditemukan
penulisan yang salah pada spanduk-spanduk di daerah Serang. Dari beberapa
contoh spanduk yang ditemukan banyak penulisan yang menggunakan bahasa tidak
baku. Dan ada juga spanduk yang menggunakan bahasa daerah Jawa Serang.
Seharusnya semua
orang/warga Negara Indonesia mempunyai sikap positif terhadap bahasa yang
mereka gunakan. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia baik tulisan
maupun lisan. Harus mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang
digunakan. Menggunakan bahasa baku memang sudah seharusnya diterapkan, karena
hal itu akan menunjukkan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar