Filsafat pendiidkan
Selasa, 30 Desember 2014
Senin, 29 Desember 2014
TEKS ORASI
Pada awalnya kampus Untirta
terbagi menjadi 2 kampus yaitu kampus untirta yang berlokasi di Serang yang
terdiri dari Fakultas hukum, Fakultas ilmu sosial dan poliik(FISIP), Fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan, fakultas pertanian dan fakultas ekonomi. Kemudian
kampus Untirta yang berlokasi di Cilegon, kampus ini hanya ada terdiri dari
satu fakultas yaitu fakultas Teknik dan kebanyakan mahasiswanya laki-laki.
Namun pada tahun ajaran baru ini terdapat penambahan prodi baru sekitar 14
prodi, yang berlokasi di Ciwaru-Serang. Banyak sekali mahasiswa yang tidak
setuju dengan hal itu. Karena pembagian kelas menjadi tidak teratur.
Kepada
teman-teman semua telah kita ketahui UNTIRTA merupakan satu-satunya kampus
Negeri yang ada di Banten. Universitas ini merupakan universitas terpandang,
terutama oleh pemerintahan daerah yang memberikan dana untuk kampus. Tetapi apa
yang kami rasakan ?
Kami
tidak bisa merasakan kenyamanan fasilitas kampus. Tempat parkir yang tidak
muat, WC umum yang ambrul adul, prasarana yang tidak terurus, Ac kelas yang
mati. Kemanakah dana pemerintahan dan UKT yang sudah kami bayar ? kami
mahasiswa menuntut rektorat agar memperbaiki fasilitas-fasilitas dikampus ini. Kami
memohon kepada bapak rektor, untuk memberikan hak-hak yang harus kami dapatkan.
Kami adalah mahasiswa, disini kami untuk menuntut ilmu dan menggapai cita-cita.
Kami membutuhkan fasilitas yang layak dan memadai.
Hidup
Mahasiswa!!!
Anak Kecil Jaman Sekarang Vs Anak Kecil Jaman Dahulu
Dibawah ini akan
dipaparkan beberapa perbedaan yang memprihatinkan untuk anak-anak jaman
sekarang. Kenapa memprihatinkan? jelas kalian sudah pada tau anak-anak jaman
sekarang seperti apa. Berikut paparan perbedaan anak jaman sekarang dengan anak
jaman dulu :
1. Lagu
Apa saja judul lagu anak-anak kecil jaman sekarang?*Mikir
panjang*
Sepertinya tidak ada, atau ga terkenal. atau saya yang ga
tau. Hmm
Mungkin karena kurangnya lagu untuk anak-anak, anak-anak
sekarang cenderung suka nyanyiin lagu-lagu remaja maupun orang dewasa, yang
sebenarnya dari judulnya ga pantas untuk dinyanyiin anak kecil.
Apalagi dengan keadaan yang sekarang, menjamurnya boy
band dan girl band di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri kebanyakan fans dari boy
dan girl band tersebut dari kalangan anak-anak, dari yang belum sekolah TK - SD
- SMP - SMA.
Tema dari lagu-lagu yang dinyanyiin sama mereka mengenai "CINTA". Sepertinya si Cinta lagi naik daun beberapa tahun ini hehe....
Beda halnya dengan lagu anak-anak jaman dulu, masih
terdapat banyak lagu anak-anak. Mulai
dari bintang kecil, pelangi-pelangi, topi saya bundar, balonku, lihat kebunku,
ambilkan bulanku, libur telah tiba, aku cinta rupiah, naik ke puncak gunung dan
masih banyak lagi. Apalagi jaman dulu belum ada yang namanya boyband dan girl
band Indonesia. Jadi anak-anak kecil jaman dulu (termasuk saya) menyanyikan
lagu-lagu yang sesuai dengan umur kami waktu itu karena banyaknya lagu
anak-anak yang bisa dinyanyikan dimanapun dan kapanpun hehe….
2. Tontonan
Kita bisa liat tontonan anak jaman sekarang seperti apa ?
Walaupun banyak film kartun, tetapi anak-anak sekarang lebih senang memilih
menonton sinetron remaja yang pemainnya merupakan remaja yang masih unyu-unyu
dan kebanyakan personil girl atau boy band sendiri. Dari lagu-lagunya yang
disenangi oleh mereka, sampai akhirnya merambat ke sinetron yang dibintangi
oleh personil girl band atau boy band tersebut dan isi dari cerita
sinetron-sinetron tersebut, lagi-lagi mengenai cinta, yang didalamnya terselip
tentang kesombongan, persaingan, dendam dan segala sifat-sifat yang tidak layak
untuk ditonton oleh anak-anak. Karena secara tak langsung itu dapat berpengaruh
dalam kehidupan mereka.
Tontonan anak-anak jaman saya apa ya? Kalau saya paling
senangnya nonton si unyil, doraemon (yang sampai hari ini masih tayang di salah
satu stasiun televisi), spongebob, chibi maruko chan, Dora, barbie, Banana's
and Pijamas. Film-film yang sudah saya sebutkan merupakan film favorit saya dan
juga banyak disukai anak-anak lainnya. Soalnya saya sempat cerita-cerita sama
teman kampus saya tentang film kartun jaman kami, dan hampir semua teman saya
tau film-film di atas. So, dari diskusi tersebut saya ambil kesimpulan bahwa
anak-anak lainnya waktu jaman saya juga senang nonton film-film tersebut. :D
3.Permainan
Permainan anak-anak sekarang terbilang canggih, semuanya
serba teknologi. Mulai dari mobil-mobilan remote control, pesawat remote
control, nintendo, PS, PSP, Game Online, Chatting, Facebook, Twitter dan
permainan serba canggih lainnya. Dari satu sisi sebenarnya baik, karena otak
anak-anak jadi cepat tau perkembangan teknologi, istilahnya ga gaptek. Tapi
sisi lainnya kesemua permainan tersebut ga banyak memengaruhi fisik mereka.
Kenapa sampai saya bilang seperti itu? Karena Cara memainkan kesemua permainan
tersebut hanya dengan duduk diam. Misalnya anak yang lagi main PS pasti duduk,
ga mungkin lari-lari ke sana ke mari kan? Bisa-bisa kabel stiknya bakalan putus
:D. Begitupun dengan memainkan game online, chatting, facebook dan permainan
teknologi lainnya, kebanyakan dengan duduk. Yang bergerak hanyalah jari-jari
mereka. Membuat anak-anak menjadi malas untuk bergerak.
Bandingkan dengan permainan anak-anak jaman dulu. Banyak
mempengaruhi fisik (ingat bukan kekerasan), tapi bukan hanya sekedar fisik,
tapi juga melatih daya pikir, kekompakkan, keterampilan si anak. Misalnya
permainan kadende, benteng, kasti, lompat tali, kelahar, petak umpat (di daerah
saya nama-namanya seperti itu), ke enam permainan tersebut mempengaruhi hampir
keseluruhan fisik anak. Karena mengharuskan anak-anak untuk berlari, melompat,
berjalan dan melakukan gerakkan fisik lainnya. Yang membuat anak-anak kecapaian
dan keringatan. Tapi justru hal itulah yang menyenangkan buat saya, dan juga
menyehatkan. Ketimbang harus duduk seharian yang hanya akan menimbulkan
penyakit.
Filosofi dan Mitos Bunga Edelweis
Filosofi
dan Mitos Bunga Edelweis ( Edelweis anaphalis javanica )
Bunga ini memang tidak begitu indah bentuknya tetapi perjuangan untuk
memperolehnya telah membuatnya sangat berkesan dan indah untuk diceritakan.
Untuk mendapatkannya, kita akan mengalami kepanasan, kedinginan, kehujanan
(bila sedang musim hujan), memasuki hutan yang lebat, dan menempuh perjalanan
yg jauh. Namun, apapun akan dilakukan untuk melihat dan menikmati bunga
EDELWEIS bagi seorang pecinta alam dan pasti TIDAK AKAN MEMETIKNYA UNTUK DI
BAWA PULANG bila mereka menyebut dirinya sebagai PECINTA ALAM
Anaphalis javanica, yang dikenal secara populer sebagai Edelweiss jawa
(Javanese edelweiss), adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai
pegunungan tinggi Nusantara. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan
dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m.
Tumbuhan ini sekarang dikategorikan sebagai langka.
Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan
pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang
tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara
efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan
efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di
antara bulan April dan Agustus , sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300
jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah
terlihat mengunjunginya.
Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat
menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik (Myophonus glaucinus).
Bunga ini rata-rata berwarna putih–abu-kehijauan dan putih kekuning-kuningan.
Banyak yang mengatakan bahwa ada edelweis yang berwarna ungu, biru, dan merah.
Kebenarannya masih sebuah misteri. Bunga ini tumbuh membentuk rimbunan kecil di
permukanan tanah. Ketika dipetik dan disimpan di tempat kering dan temperatur
ruangan, bunga ini tidak akan berubah warna seolah-olah ia tetap hidup dan abadi.
Inilah keistimewaannya sehingga ia sering menjadi lambang kecintaan seorang
remaja pria terdadap kekasihnya. Hal ini jugalah yang memancing para pendaki
untuk memetik dan membawanya pulang. Bunga ini tidak akan layu jika sudah
dipetik tetapi bunga ini hanya akan mengering.
Bagian-bagian edelweiss yang sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk
alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para
pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang
tercatat telah diambil dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang
merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir tumbuhan ini. Dalam batas
tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini
dapat ditoleransi. Di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tumbuhan ini
dinyatakan punah.
Bunga edelweis (Leontopodium alpinum) yang sering disebut-sebut sebagai bunga
abadi tumbuh di tempat terbuka dan lembab yang terdapat di puncak atau lereng
gunung tertentu, seperti Gunung Gede, Malabar, Papandayan, Cikurai, Guntur,
dll. Dalam ilmu botani, bunga tersebut terbentuk secara alami dari timbunan
humus dan memerlukan waktu sedikitnya lima tahun untuk tumbuh dan berbunga.
Bunga edelweis jawa ini sudah banyak dibudidayakan oleh para petani di daerah
Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah. Biasanya mereka membudidayakan dengan cara
menanam anakan yang tumbuh dari biji dan tersebar di sekitar pohon induknya.
Paling tidak bunga edelweis ini sebaiknya ditanam di daerah dataran tinggi
lebih dari 1000 m dpl, pada tanah liat berkapur atau berpasir dengan pH
(keasaman tanah) antara 4-7. Dan menyukai sinar matahari penuh.
Filosofi dan Mitos bunga Edelewis (Anaphalis Javanica)
Filosofi :
Edelweiss (Leontopodium alpinum), salah satu bunga yang sangat terkenal sebagai
"BUNGA GUNUNG EROPA", sebagai salah satu keluarga BUNGA MATAHARI
(Asteraceae).
Nama bunga ini berasal dari GERMAN edel (berarti Mulia-noble) dan weiß (berarti
Putih - white). Nama Genusnya Leontopodium berarti "LION'S paw" atau
CAKAR MACAN, sedangkan LEON dari bahasa YUNANI - leon (lion) and podion ( KAKI,
pous, foot).
• Bunga ini bisa tumbuh mencapai ukuran 3-20cm (dalam perawatan dan
pengembangan bisa mencapai 40cm). Daun yang muncul nampak seperti WOOL karena
tertutup oleh BULU-BULU yang PUTIH.
• Bunga ini mekar antara bulan JULI dan SEPTEMBER . Dan uniknya penyebaran
bunga ini lebih menyukai daerah berbatu dan berkapur pada ketinggian
2000-2900m.
• Bunga ini tidak beracun, dan sudah digunakan sebagai obat tradisional untuk
melawan penyakit yang berhubungan dengan perut (pembedahan perut) dan penyakit
yang berhubungan dengan pernapasan.
• Bunga ini biasanya tumbuh di lokasi yang tidak terjangkau, yang mana ini
banyak terjadi di negara Slovenia dengan pegunungannya . Karena warna PUTIH-nya
maka Switzerland menjadikannya sebagai simbol ke-MURNI-an dan ke-CANTIK-an,
sehingga bangsa ROMANIA menyebutnya sebagai, floarea reginei (Queen's flower).
Mitos Bunga Edelweis
Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss)
juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica,
adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi
Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang
mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m.
Di balik keindahan dari bunga edelweis ternyata tersimpan sebuah mitos, dimana
bagi yang memberikan bunga ini kepada pasangannya, maka cintanya akan abadi.
Tidak sedikit para pencinta yang menjadikan bunga abadi ini menjadi salah satu
hadiah spesial bagi pasangannya. Konon, hal itu dimaksudkan agar cintanya
abadi.
Mmm.., kalau bicara mengenai mitos memang susah, meskipun terkadang itu tidak
masuk akal. Tapi di lain sisi, ketika posisi kita telah menjadi korbannya,
justru sebaliknya, “Mitos mampu mengalahkan sebuah logika dan keyakinan”. Nggak
percaya? Coba deh tanyain ke teman-teman kamu mengenai hal ini. Atau mungkin
diantara kamu memiliki cerita tersendiri mengenai mitos ini.
Siapa yang nggak tahu bunga edelweis, atau banyak orang yang memberikan istilah
dengan bunga abadi. Kalau dilihat dari bentuknya bunga ini sangat cantik, dan
di balik kecantikannya itu tersimpan makna ataupun mitos yang cukup banyak
mempercayainya. Butuh perjuangan untuk mendapatkannya, karena bunga yang satu
ini biasanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung.
Oleh karena itu kamu bisa membayangkan betapa susahnya untuk bisa memetik si
bunga abadi ini. Orang bilang, “Untuk mendapatkan bunga edelweis yang indah,
maka semakin besar resiko yang dihadapi”, karena nyawa adalah tantangannya.
Mengingat bahwa bunga edelweis telah menjadi bunga yang langka dan dilindungi,
razia juga salah satu resiko yang harus ditanggung.
Tapi... fenomena yang ada sekarang ini justru mengharuskan kita agar dapat
bijaksana dan membuat benang merah agar bunga edelweis tetap ada sebagai
pelepas dahaga jika seandainya suatu saat kita berdiri di sebuah puncak yang
tinggi, dimana sekeliling kita adalah hamparan bunga abadi ini. Save Edelweis!
Ramalan Ronggo Warsito
7 Satrio Piningit
Ronggowarsito meramalkan,
bahwa nusantara (Indonesia) akan mengalami kejayaan 100 tahun setelah dipimpin
oleh 7 ksatria piningit. Bukan saya “ndisiki kerso”, ini hanya mencatut sebuah
cerita yang disampaikan oleh seorang dalang Ki Enthus Susmono. Dipaparkan
ada tujuh satrio piningit yang akan muncul sebagai tokoh yang dikemudian hari
akan memerintah atau memimpin wilayah seluas wilayah “bekas” kerajaan
Majapahit, 7 Satrio Piningit itu adalah sebagai berikut :
1. Satrio Kinunjoro Murwo
Kuncoro
Tokoh pemimpin yang akrab
dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu
keterpenjaraan dan kemudian akan menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor
diseluruh jagad (Murwo Kuncoro).
Tokoh yang dimaksud ini
ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama Republik
Indonesia yang juga Pemimpin Besar Revolusi dan pemimpin Rezim Orde Lama.
Berkuasa tahun 1945-1967.
2. Satrio Mukti Wibowo
Kesandung Kesampar
Tokoh pemimpin yang berharta
dunia (Mukti) juga berwibawa/ditakuti (Wibowo), namun akan mengalami suatu
keadaan selalu dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan
segala keburukan / kesalahan (Kesandung Kesampar). Tokoh yang dimaksud ini
ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua Republik Indonesia dan pemimpin
Rezim Orde Baru yang ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998.
3. Satrio Jinumput Sumela Atur
Tokoh pemimpin yang
diangkat/terpungut (Jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi
atau sekedar menyelingi saja (Sumela Atur).
Tokoh yang dimaksud ini
ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia. Berkuasa
tahun 1998-1999.
4. Satrio Lelono Tapa Ngrame
Tokoh pemimpin yang suka
mengembara / keliling dunia (Lelono) akan tetapi dia juga seseorang yang
mempunyai tingkat kejiwaan Religius yang cukup / Rohaniawan (Tapa Ngrame).
Tokoh yang dimaksud ini
ditafsirkan sebagai KH. Abdurrahman Wahid, Presiden Keempat Republik Indonesia.
Berkuasa tahun 1999-2000.
5. Satrio Piningit Hamong Tuwuh
Tokoh pemimpin yang muncul
membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Tokoh yang dimaksud
ini ditafsirkan sebagai Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik
Indonesia. Berkuasa tahun 2000-2004.
6. Satrio Boyong Pambukaning
Gapuro
Tokoh pemimpin yang berpindah
tempat (Boyong / dari menteri menjadi presiden) dan akan menjadi peletak dasar
sebagai pembuka gerbang menuju tercapainya zaman keemasan (Pambukaning Gapuro).
Banyak pihak yang menyakini
tafsir dari tokoh yang dimaksud ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan
selamat memimpin bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan
dengan kekuatan Sang Satria Piningit. Atau setidaknya dengan seorang
spiritualis sejati satria piningit yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi
seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak.
7. Satrio Pinandito Sinisihan
Wahyu
Tokoh pemimpin yang amat
sangat Religius sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandito)
dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum / petunjuk Tuhan (Sinisihan
Wahyu). Dengan selalu bersandar hanya kepada Yang Maha Kuasa, bangsa ini
akan mencapai zaman keemassan yang sejati. Silakan ditafsirkan sendiri siapakah
satria ketujuh itu. Mau menafsirkan Yusuf Kalla boleh, Prabowo Subiakto
silakan, Wiranto ya monggo. Tidak mau “ndisiko kerso”, segala sesuatunya itu
sudah menjadi kehendak “sing ngecet lombok dadi abang”. Semoga ke depan,
nusantara akan kembali jaya, menjadi bangsa dan disegani oleh bangsa lain.
Rakyat makmur, sejahtera, dan jauh dari marabahaya.
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan Penggunaan Kata pada Spanduk,
Baliho dan Papan Nama
1.
Kesalahan
:
Penulisan
spanduk diatas “KNALPOT BOBOKAN AJE DI ENGGO MELANGGAR ATURAN GEHHH…” itu menggunakan bahasa daerah
jawa serang , dan kata gehhh… merupakan kata yang tidak baku.
Pembenaran :
Seharusnya
spanduk diatas menggunakan bahasa Indonesia saja, misalnya “KNALPOT YANG TIDAK STANDAR JANGAN DIPAKAI, KARENA MELANGGAR ATURAN”. Agar dapat
dipahami oleh pembaca.
2.
Kesalahan
:
Penulisan
spanduk diatas “ SING NGEBONCENG SARENG SING DIBONCENG SAMI-SAMI KEDAH NGANGGE
HELM SNI”. Penulisannya menggunakan bahasa Jawa Serang.
Pembenaran :
Seharusnya
penulisan spanduk diatas menggunakan bahasa Indonesia saja, yaitu “YANG MEMBONCENG DENGAN YANG DIBONCENG
SAMA-SAMA HARUS MENGGUNAKAN HELM SNI” agar dapet di mengerti oleh pembaca.
3. Kesalahan
:
Penulisan
diatas kata “TAR1F” itu menggunakan bahasa alay karena huruf I diganti dengan
angka 1, dan kata sinyal dengan sisipan gambar sinyal tidak sesuai EYD.
Pembenaran :
Seharusnya
penulisan kata “TAR1F” yang benar yaitu “TARIF” kemudian kata sinyal dengan
sisipan gambar sinyal, seharusnya yang benar yaitu “SINYAL” sesuai dengan
penulisan EYD yang benar.
4.
Kesalahan
:
Penulisan
kata “Waroeng” itu tidak menggunakan bahasa baku yang benar.
Pembenaran :
Seharusnya
kata “Waroeng” yang benar yaitu “Warung” sesuai dengan penulisan bahasa baku.
5.
Kesalahan
:
Penulisan
spanduk diatas tidak sesuai EYD, terdapat kesalahan penggunaan besar kecilnya
huruf, kemudian tidak ada spasi setiap kata, dan tidak menggunakan tanda baca.
Pembenaran :
Seharusnya
penulisan spanduk diatas yang benar yaitu “Es Kelapa Muda, Kelapa Alpukat, Kelapa Jeruk, Es Campur dan
Es Jeruk”.
6.
Kesalahan
:
Penulisan
Apotik diatas salah, penulisan tidak sesuai dengan bahasa baku.
Pembenaran :
Seharusnya
penulisan “Apotik” yang benar yaitu “Apotek” walaupun dibaca nya tetap apotik.
7.
Kesalahan
:
Penulisan
pada Bad cover, pada kata bad itu dalam bahasa inggris artinya buruk. Salah
penulisan satu huruf akan berbeda maknanya. Penulisan menggunakan bahasa
campuran, bahasa inggris dan bahasa Indonesia.
Pembenaran :
Kata
“Bad Cover” seharusnya “Bed Cover” yang artinya penutup tempat tidur. Dan sebaiknya
penulisan tidak menggunakan bahasa campuran, ada bahasa inggris dan bahasa
Indonesia. Seharusnya penulisan menggunakan bahasa Indonesia sepenuhnya,
begitupun sebaliknya kalau menggunakan bahasa inggris, sepenuhnya menggunakan
bahasa inggris.
8.
Kesalahan
:
Penulisan
spanduk iklan diatas terdapat kesalahan
pada kata DI JUAL. Ada dua macam “di” dalam kalimat. “di” yang pertama
menunjukkan tempat, yang harus dituliskan terpisah dari kata yang menunjukkan
tempat. “di” yang kedua merupakan sebuah awalan untuk sebuah kata kerja pasif,
yang harus digabungkan pada kata yang diawalinya.
Pembenaran :
Jadi
seharusnya kata depan “di” yang ada di gambar itu harus digabung menjadi
“Dijual” karena kata “jual” merupakan kata kerja. Bilamana digabungkan dengan kata
depan “di” maka kata “jual” itu menjadi
kata kerja pasif.
9.
Kesalahan
:
Kesalahan
spanduk diatas pada penulisan kata “BASO” yang merupakan bahasa tidak baku.
Pembenaran :
Seharusnya
penulisan spanduk diatas kata “BASO” diganti menjadi “BAKSO”. Sesuai dengan
penulisan bahasa baku yang benar.
10.
Kesalahan
:
Penulisan
ES PISANG IJO, terdapat kesalahan pada kata “IJO”. IJO merupakan bahasa yang
tidak baku.
Pembenaran :
Penulisan
kata IJO yang benar yaitu HIJAU, jadi seharusnya penulisan diatas diganti
menjadi “ES PISANG HIJAU” sesuai dengan bahasa baku.
KESIMPULAN
Spanduk/Baliho/Plang
papan nama merupakan sarana efektif komunikasi. Oleh karena itu, pada setiap
tempat yang dianggap strategis, spanduk selalu ada. Banyak sekali ditemukan
penulisan yang salah pada spanduk-spanduk di daerah Serang. Dari beberapa
contoh spanduk yang ditemukan banyak penulisan yang menggunakan bahasa tidak
baku. Dan ada juga spanduk yang menggunakan bahasa daerah Jawa Serang.
Seharusnya semua
orang/warga Negara Indonesia mempunyai sikap positif terhadap bahasa yang
mereka gunakan. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia baik tulisan
maupun lisan. Harus mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang
digunakan. Menggunakan bahasa baku memang sudah seharusnya diterapkan, karena
hal itu akan menunjukkan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)